Rabu, 24 Agustus 2011

tugas makalah hiperemesis gravidarum

BAB I
PENDAHULUAN

1.1      LATAR BELAKANG

Masalah kematian dan kesakitan  Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi ( AKB ) adalah salah satu indikator penting untuk mengukur status kesehatan masyarakat. Angka kematian Ibu ( AKI ) di indonesia 307 per 100.000 kelahiran hidup ( SDKI tahun 2002/2003). Hal ini merupakan salah satu masalah nasional yang belum dan sulit teratasi, angka tersebut cukup tinggi dibandingkan target AKI yang harus dicapai pada tahun 2010 yaitu per 125 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab langsung berkaitan dengan kematian ibu adalah komplikasi pada kehamilan, persalinan dan nifas yang tidak tertangani dengan  baik dan tepat waktu. dari hasil survei (SKRT 2001) diketahui bahwa komplikasi penyebab kematian ibu yang terbanyak adalah perdarahan hipertensi dalam kehamilan (eklampsi), infeksi partus lama dan komplikasi keguguran(1).

Kematian maternal adalah kematian wanita sewaktu hamil melahirkan atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan tidak tergantung dari lama dan lokasi kehamilan disebabkan oleh apapun yang berhubungan dengan kehamilan atau penanganannya tetapi tidak secara kebetulan atau oleh penyebab lainnya.(1)
Berdasarkan definisi ini kematian maternal dapat digolongkan pada kematian obstetrik langsung (direct obstetric death), kematian obstetrik tidak langsung (inderect obstetric death), kematian yang terjadi bersamaan tetapi tidak berhubungan dengan kehamilan dan persalinan misalnya kecelakaan.Kematian obstetrik langsung disebabkan oleh komplikasi kehamilan, persalinan, nifas atau penanganannya.Di negara-negara sedang berkembang sebagian besar penyebab ini adalah pendarahan, infeksi dan abortus.Kematian tidak langsung disebabkan oleh penyakit atau komplikasi lain yang sudah ada sebelum kehamilan atau persalinan, misalnya hipertensi, penyakit jantung, diabetes, hepatitis, anemia, malaria, dan lain-lain termasuk hiperemesis gravidarum (1)
Usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk menurunkan angka kematian ibu di Indonesia adalah salahsatunya dengan memberikan pengawasan pada ibu hamil sacara teratur.gangguan yang sering kita jumpai pada kehamilan adalah mual dan muntah dalam 16 minggu pertama.kurang lebih 66% wanita hamil trimester pertama mengalami mual mual dan 34% mengalami mual di sertai muntah,dan jika wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan di minum hingga berat badannya sangat turun,turgor kulit berkurang,diuresis berkurang dan timbul asetonuri(2)
Hipeemesis Gravidarum adalah kondisi ketika muntah terjadi sangat hebat dan dapat mengarah pada kekurangan cairan tubuh dan kehilangan berat badan.  Mual (nausea) dan Muntah (emesis gravidarum) adalah hal yang normal dan sering ditemukan dalam kehamilan terutama pada trimester pertama tetapi akan berubah tidak normal apabila mual dan muntah ini terjadi terus menerus dan mengganggu keseimbangan gizi, cairan dan elektrolit tubuh(3).
Hiperemesis Gravidarum yang merupakan komplikasi mual muntah pada kehamilan merupakan salah satu penyebab kematian ibu. Mual dan muntah bila terjadi terus  menerus dapat menyebabakan dehidrasi dan jika dehidrasi tidak mendapatkan penanganan yang baik maka akan membahayakan nyawa ibu dan bayi.  Hiperemesis Gravidarum dapat disebabkan pula karena kurangnya asupan gizi untuk wanita hamil karena segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan semua sehingga dapat menyebabkan anemia, dari anemia dapat menyebabkan perdarahan kemudian syok dan keadaan yang lebih buruk adalah kematian pada ibu(1)
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, perubahan-perubahan anatomik pada anak, jantung, hati dan susunan saraf disebabkan oleh kekurangan vitamin. Beberapa faktor predisposisi yang sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG, faktor organik karena masuknya villi khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik, faktor psikologis keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab dan faktor endoktrin lainnya. Gejala yang sering terjadi pada 60% - 80% primigravida dan 40% - 60% multigravida.Mual biasanya terjadi pagi hari.Rasa mual biasanya dimulai pada minggu-minggu pertama kehamilan dan berakhir pada bulan keempat, namun sekitar 12% ibu hamil masih mengalaminya hingga 9 bulan6).
Bidan adalah salah satu tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan obstetri, salah satunya dengan melakukan pelayanan pemeriksaan ibu hamil untuk mengetahui keadaan ibu dan janin secara berkala yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap kelainan yang ditemukan dengan tujuan agar ibu hamil dapat melewati masa kehamilan, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat serta melahirkan bayi yang sehat. Dalam melakukan pelayanan Ante Natal Care (ANC) hendaknya selalu memberikan penjelasan dan motivasi mengenai yang dirasakan ibu hamil termasuk didalamnya hiperemesis gravidarum, karena masih banyak ibu hamil yang tidak mengetahui cara mengatasi mual dan muntah yang dialaminya, maka dengan ini Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) akan mengalami penurunan karena derajat kesehatan suatu bangsa ditentukan oleh derajat kesehatan ibu dan anak.

1.2      TUJUAN
1.2.1 Tujuan umum
Untuk melakukan pengkajian dari data sekunder dan melakukan pembahasan yang belum lengkap maupun factor predishposisi terjadinya hyperemesis gravidarum dan untuk mengetahui estetika penulisan penyusunan study kasus
               1.2.2 tujuan khusus
a.  Menghubungkan tinjauan teori dengan kasus yang ada
b.  Melakukan pendokumentasian soap  dari data sekunder
c.  Melakukan pengkajian dari data sekunder
d.  Untuk mengetahui faktor predish posisi tejadinya hyperemesis grafidarum
e.  Untuk mengetahui hyperemesis gravidarum

1.3      Manfaat
1.3.1       Manfaat Bagi Penulis
Hasil dari laporan ini diharapkan dapat memberikan masukan dan bahan untuk mengetahui dan menambah wawasan khusus nya dalam mata kuliah study kasus ini.
1.3.2      Bagi institusi pendidikan  
Penulisan ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana penambah informasi mahasiswa dalam melakukan pengkajian dari data sekunder
1.4       Sistematika Penulisan
a.    BAB I PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang masalah, tujuan penulisan, manfaat,serta sistematika penulisan.
b.    BAB II TINJAUAN TEORI
Pada tinjauan pustaka ini yang dibahas adalahkonsep dasar kehamilan,konsep dasar hyperemesis gravidarum.
c.    BAB III TINJAUAN KASUS
Meliputi metode pendokumentasian SOAP
d.    BAB IV PEMBAHASAN
e.    Membahas tentang kesenjangan teori dan praktek di lapangan yaitu pada tinjauan kasus ibu
f.    .BAB V PENUTUP
Meliputi kesimpulan dan saran.
g.    DAFTAR PUSTAKA


BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1.1  Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin.lama kehamilan normal adalah 280 hari atau 9 bulan 7 hari,dihitung dari hari pertama dan haid terakhir (7) .
Kehamilan matur (cukup bulan ) bberlangsung 40 minggu (280 hari) dan tidak lebih dari 43 minggu (300 hari).kehamilan yang berlangsung antara 28dan 36 minggu di sebut premature , sedangkan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur(8)
Seorang ibu belum tentu dikatakan hamil apabila hanya memiliki tanda-tanda seperti terlambat haid, mual, muntah, perut dan payudara membesar karena dikatakan hamil apabila sudah terdengar bunyi denyut jantung janin serta terlihatnya tulang janin melalui ultra sonografi (USG) dan dalam foto rontgen.
2.1.2 Patofisiologi Kehamilan
Proses kehamilan merupakan mata rantai berkesinambungan masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal kira-kira 280 hari (40 minggu) sampai 300 hari (42 minggu) yang terhitung dari haid terakhir.Kehamilan 40 minggu disebut kehamilan cukup bulan, bila kehamilan lebih dari 42 minggu disebut kehamilan post matur. Kehamilan dibagi 3 fase yaitu :
1. Trimester I (antara 0 sampai 12 minggu)
2. Trimester II (antara 12 minggu sampai 28 minggu) dan
3. Trimester III (antara 28 minggu sampai 40 minggu) (6)

Menurut Hanifa (2002:125) pada wanita hamil terdapat tanda dan gejala antara lain sebagai berikut :


2.1.3 Tanda dugaan hamil
a.   Amenore (tidak dapat haid)
Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak haid lagi.Penting diketahui tanggal hari pertama haid terakhir supaya dapat ditentukan tuanya kehamilan dan perkiraan persalinan.
b.  Nausea (enek) dan Emesis (muntah)
Enek umumnya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan disertai kadang-kadang oleh emosi.
Morning sickness dalam batas-batas tertentu keadaan ini masih fisiologik.Bila terlampau sering, dapat mengakibatkan gangguan kesehatan dan disebut Hiperemesis Gravidarum.
c.   Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu)
Mengidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama akan tetapi menghilang dengan makin tuanya kehamilan.
d.  Pingsan
Sering dijumpai bila berada pada tempat-tempat ramai, dianjurkan pada bulan-bulan pertama tidak berada ditempat tersebut. Keadaan ini akan hilang sesudah kehamilan 16 minggu.
e.  Payudara Tegang dan Membesar
Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktuli dan alveoli di payudara.
f.   Anoreksia (tidak nafsu makan)
Pada bulan-bulan pertama anoreksia, tetapi setelah itu nafsu makan timbul lagi.Hendaknya dijaga jangan sampai salah pengertian makan untuk “dua orang” sehingga kenaikan berat badan tidak sesuai dengan tuanya kehamilan.
g.  Sering kencing
Kejadian ini terjadi karena kandung kencing pada bulan -bulan pertama kehamilan karena tertekan uterus yang mulai membesar.Pada triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang oleh karena uterus yang mulai membesar dari rongga panggul dan menekan kembali kandung kencing.
h.  Obstipasi (sulit buang air besar)
Keadaan ini karena pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus.
i.    Pigmentasi kulit
Terjadi pada usia kehamilan 12 minggu keatas pada pipi hidung dan dahi. Kadang-kadang nampak deposit pigmen yang berlebihan dikenal sebagai kloasma gravidarum. Aerola mamae lebih hitam karena didapatkan deposit pigmen yang berlebih.
j.   Epulis hipertropi dari papil gusi terjadi pada trimester pertama.
k.  Varices
Karena pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi penumpukan pembuluh darah vena.Penumpukan pembuluh darah itu terjadi disekitar genetalia eksterna, kaki, betis dan payudara.Penumpukan pembuluh darah ini dapat menghilang setelah persalinan(8).
2.1.4 Tanda-tanda Kehamilan
Tanda pasti kehamilan
Gerakan janin pada primigravida dapat dirasakan oleh ibunya pada kehamilan 18 minggu sedang pada multigravida pada 16 minggu oleh karena sudah berpengalaman dari kehamilan terdahulu. Gerakan janin kadang-kadang pada kehamilan 20 minggu dapat diraba secara obyektif oleh pemeriksa, balotemen dalam uterus sudah dapat diraba pada kehamilan lebih tua.Bila dilakukan pemeriksaan dengan sinar rontgen kerangka fetus mulai dapat dilihat.Dengan alat fetal elektro cardiograph denyut jantung janin dapat dicatat pada kehamilan 12 minggu (8)
Dalam triwulan terasa gerakan janin lebih gesit.Bunyi jantung janin juga dapat didengar lebih jelas.Bagian-bagian besar janin ialah kepala dan bokong dan bagian-bagian kecil ialah kaki dan lengan dapat pula diraba dengan jelas.Pada primigravida kepala janin mulai turun pada kehamilan kira-kira 36 minggu sedang pada multigravida pada kira-kira 38 minggu.
Dari keseluruhan yang diuraikan maka diagnosis pasti kehamilan dapat dibuat apabila:
a.    Dapat diraba dan kemudian dikenal bagian-bagian janin.
b.    Dapat dicatat dan didengar bunyi jantung janin dengan beberapa cara.
c.    Dapat dirasakan gerakan janin dan balotemen
d.    Pada pemeriksaan dengan sinar rontgen tampak kerangka janin.
e.    Dengan ultrasonografi (scanning) dapat diketahui ukuran kantong janin, panjang janin (crown rump) dan diameter biparietalis hingga dapat diperkirakan tuanya kehamilan dan selanjutnya dapat dipakai untuk menilai pertumbuhan janin.

2.1.5     Faktor resiko pada kehamilan
Faktor resiko kehamilan adalah setiap faktor yang berhubungan dengan
meningkatnya kesakitan dan kematian ibu dan bayi.
a.   Primi muda umur kurang dari 20 tahun primi tua lebih dari 35 tahun.
b.  Jarak kehamilan kurang dari 2 tahun
c.   Pernah melahirkan lebih dari 4 kali
d.  Mengalami kesulitan pada persalinan yang lalu (bayi lahir mati, sungsang, bayi tidak cukup umur operasi pada waktu melahirkan kadang-kadang dan lain-lain).
e.  Tinggi badan kurang dari 145 cm
f.   Lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm
g.  Mempunyai riwayat penyakit menahun (misal : malaria, TBC, sakit jantung, dll).(8)
2.2  Konsep Dasar Hiperemesis Gravidarum

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan, sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum ibu menjadi buruk(1)
Hiperemesis gravidarum adalah mual danm muntah berlebihan  sehingga menimbulkan gangguan aktifitas sehari-hari,bahkan dapat membahayakan hidup ibu hamil(8)
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang menetap selama kehamilan yang mengganggu asupan cairan dan nutrisi,biasanya terjadi selama 20 minggu kehamilan,cukup berat hingga menurunkan berat badan dan ketidakseimbangan elektrolit.(14)

2.2.2. Etiologi
          Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti.Perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan saraf disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat inanisi.
Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang ditemukan :
a)  Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola                                             hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda memimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormon Khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.
b) Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu tehadap perubahan ini merupakan faktor organik.
c)  Alergi. Sebagai salah satu respon dari jaringan.ibu terhadap anak, juga disebut sebagai salah satu faktor organik.
d)  Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini walaupun hubungannya dengan terjadinya hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti. Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian karena kesukaran hidup.Tidak jarang dengan memberikan suasana yang baru sudah dapat membantu mengurangi frekwensi muntah klien.

2.2.3. Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester pertama.
Pengaruh psikologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat atau akibat berkurangnya pengosongan lambung.Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan.
Hiperemesis garavidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda, bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.Belum jelas mengapa gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik merupakan faktor utama, disamping faktor hormonal. Yang jelas wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik dengan gejala tak suka makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang berat.
Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi.Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah.Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehmgga cairan ekstraselurer dan plasma berkurang.Natrium dan Khlorida darah turun, demikian pula Khlorida air kemih.Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang.Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang pula dan tertimbunlah zat metabolik yang toksik.Kekurangan Kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal, bertambahnya frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan(6).
2.2.4. Tanda dan Gejala
Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi dalam 3 (tiga) tingkatan yaitu :
1. Tingkatan I :
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan nyeri pada epigastrium.Nadi meningkat sekitar 100 kali per menit, tekanan darah sistol menurun turgor kulit berkurang, lidah mengering dan mata cekung.
2. Tingkatan II :
Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih berkurang, lidah mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikterus.Berat badan menurun dan mata menjadi cekung, tensi rendah, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi.
Aseton dapat tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.
3. Tingkatan III:
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dan somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu badan meningkat dan tensi menurun. Komplikasi fatal dapat terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai ensefalopati Wemicke, dengan gejala : nistagtnus dan diplopia. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks.Timbulnya ikterus adalah tanda adanya payah hati(6).

2.2.5 Diagnosa
Diagnosis hiperemesis gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukan adanya kehamilan muda dan muntah yang terus menerus sehingga mempengaruhi keadaan umum.
Hiperemesis gravidarum yang terus menerus dapat menyebabkan kekurangan makanan yang dapat mempengaruhi perkembangan janin, sehingga pengobatan perlu segera diberikan(6).
2.2.6 . Penatalaksanaan
1.   Pencegahan dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan kepada ibu-ibu dengan maksud menghilangkan faktor psikis rasa takut. Juga tentang diit ibu hamil makan jangan sekaligus banyak, tetapi dalam porsi sedikit-sedikit tapi sering.
2.  Terapi obat menggunakan sedativa (luminal, stesolid); vitamin (B1 dan B6); anti muntah (mediamer B6, drammamin, avopreg, avomin, torecan); antasida dan anti mulas.
3.  Hiperemesis gravidarum tingkat II dan III harus dirawat inap di Rumah Sakit.
a.   Kadang-kadang pada beberapa wanita, hanya tidur di Rumah Sakit saja, telah banyak mengurangi mual muntah.
b.  Isolasi. Jangan terlalu banyak tamu kalau perlu rawat dan dokter saja yang boleh masuk. Kadang kala hal ini saja, tanpa pengobatan khusus telah mengurangi mual dan muntah.
c.   Terapi psikologik. Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar, normal dan fisiologis, jadi tidak perlu takut dan khawatir. Cari dan coba hilangkan faktor psikologis seperti keadaan sosial ekonomi dan pekerjaan serta lingkungan.
d.  Berikan cairan- parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein hari. Bila perlu dapat ditambah Kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. Bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena
e.  Berikan obat-obatan seperti telah dikemukakan diatas.
f.   Pada beberapa kasus dan bila tetapi tidak dapat dengan cepat memperbaiki keadaan umum penderita, dapat dipertimbangkan suatu abortus buatan.
2.2.7  Diet Hiperemesis Gravidarum
a)  Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III.  Makanan hanya berupa rod kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua zat-zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya diberikan selama beberapa hari.
b) Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersama makanan. Makanan ini rendah dalam semua zat-zat gizi kecuali vitamin A dan D.
c)  Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan. Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali kalsium(6).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar